
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Luwu Timur membeberkan analisis permasalahan dan prioritas sektor pertanian dalam arti luas di tahun 2024 mendatang.
Hal ini mencakup indeks ketahanan pangan (global food security index/ GFSI) hingga permasalahan dan keslutitan di hulu.
“ Indeks ketahanan pangan global Indonesia tahun 2022 berada pada peringkat 63 dari 113 negara. Sedangkan pada tahun 2021 berada pada peringkat 65 GFSI ini mengukur mengukur ketahanan pangan suatu Negara berdasarkan kemampuan masyarakat membeli pangan atau daya beli masyarakat, ketersediaan pangan atau kuantitas produksi serta kualitas dan keamanan pangan,” ungkap Amrullah Rasyid kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan Luwu Timur, Jumat (03/02/2023).
Amrullah juga mengungkapkan permasalahan kesulitan dari hulu hingga ke hilir terkait kegiatan usaha tani. “ Permasalahan dan kesulitan di hulu mencakup keterbatasan modal, profesi yang tidak menjanjikan, cenderung dianggap area pengangguran serta ada keengganan berinvestasi dan integrasi komoditi,” paparnya.
Permasalahan di tingkat hulu lainnya lanjut dia adalah perbankan ragu mengucurkan pinjaman kredit usaha tani, alih fungsi lahan ke fasilitas permukiman , fasilitas umum lainnya maupun alih komoditi. “ Permasalahn di hulu ini juga dipengaruhi teknik budidaya yang kurang tepat mulai persiapan lahan, pengolahan, penanaman, pemupukan, pengendalian OPT, dan lain-lain disebabkan SDM yang tidak mendukung. Selain itu keterbatasan prasarana dan sarana penunjang,” imbuhnya.
Untuk program prioritas dinas pertanian dan ketahanan pangan Luwu Timur di tahun 2024 mendatang dijelaskan mencakup program pengelolaan sumber daya ekonomi untuk kedaulatan dan ketahanan pangan, program pengolahan diversifikasi pangan, program penanganan kerawanan pangan serta program pengawasan keamanan pangan.
“ Program prioritas lainnya berupa penyediaan dan pengembangan sarana pertanian meliputi penyediaan benih, bibit unggul tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan , ketersediaan pupuk dan pestisida, peningkatan indeks pertanaman serta pemanfaatan lahan kosong.
“ Kami juga akan menyusun program pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian seperti pengendalian OPT pada tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, perlindungan lahan pertanian berkelanjutan serta pelaksanaan sosialisasi terpadu oleh penyulu pertanian,” kata Amrullah.
Untuk program prioritas integratif, dinas pertanian dan ketahanan pangan menerapkan program pengelolaan sumber daya ekonomi untuk kedaulatan dan kemandirian pangan., bantuan permodalan usaha tani (Perbankan dan perusahaan) serta bantuan permodalan usaha pengolahan pascapanen dengan pelibatan Perbankan, Disdagkoprinum dan desa. “ hal lain dari program prioritas integratif ini ditindaklanjuti melalui program penyuluhan pertanian berupa fasilitasi penyediaan teknologi tepat guna” pungkas Amrulllah. (LT/Acs/Tk).
Sumber : www.lutimterkini.com